Patah tulang atau fraktur adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa/ trauma. Trauma tersering yang mengakibatkan tulang
parah adalah trauma langsung, dapat berupa benturan, terjatuh, dsb. Sedangkan
akibat dari suatu patah tulang tergantung dari jenisnya, kekuatan atau arahnya.
Beberapa Macam Patah Tulang
Berdasarkan hubungan dengan dunia luar:
1. Open Fractur (patah tulang terbuka) yang bila bagian dari patahan tulang dapat kita lihat keluar menembus kulit.
2. Close Fractur (patah tulang tertutup) yaitu bila patahan tulang tidak terlihat dari luar tetapi tampak keanehan bentuk pada tempat yang patah.
Berdasarkan Garis Patah/ Fracture:
1. Fisura (hanya berupa garis)
2. Patah tulang sederhana
3. Kominutif (patah tulang berbentuk serpihan-serpihan tulang terpisah)
4. Segmental (tulang patah di beberapa tempat dalam satu tulang)
5. Green stick (tulang patah yang biasanya terjadi pada anak-anak)
6. Impaksi, kompresi dan patologis.
Beberapa Macam Patah Tulang
Berdasarkan hubungan dengan dunia luar:
1. Open Fractur (patah tulang terbuka) yang bila bagian dari patahan tulang dapat kita lihat keluar menembus kulit.
2. Close Fractur (patah tulang tertutup) yaitu bila patahan tulang tidak terlihat dari luar tetapi tampak keanehan bentuk pada tempat yang patah.
Berdasarkan Garis Patah/ Fracture:
1. Fisura (hanya berupa garis)
2. Patah tulang sederhana
3. Kominutif (patah tulang berbentuk serpihan-serpihan tulang terpisah)
4. Segmental (tulang patah di beberapa tempat dalam satu tulang)
5. Green stick (tulang patah yang biasanya terjadi pada anak-anak)
6. Impaksi, kompresi dan patologis.
Penanganan Patah Tulang :
Patah tulang sebagian besar
diakibatkan kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan roda dua. Akan tetapi
bukan tidak mungkin akibat lainnya, misalnya kecelakaan kerja, terjepit pintu,
jatuh terpeleset dan sebagainya. Patah tulang terjadi karena adanya benturan
dan tidak selalu harus keras. Terkadang benturan yang sangat ringan pun bisa
terjadi, karena kondisi tulang sebelumnya sudah lemah seperti pengidap penyakit
kronis tertentu, keganasan, osteoporosis, kelainan bawaan maupun kelainan
metabolisme tulang. Patah tulang yang demikian dikenal dengan patah tulang
patologis.
Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat gaya langsung yang mana tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah; gaya tidak langsung yaitu gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain inilah yang patah, bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti; gaya puntir berupa puntiran atau terputarnya tulang sampai patah, ini sering terjadi pada lengan. Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi.
Beberapa hal yang mungkin ditemukan pada kasus patah yang terjadi pada tulang yaitu terjadinya perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Sering merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Dapat ditentukan dengan membandingkan sisi yang sakit dengan sisi yang sehat. Gejala lainnya adalah nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan. Daerah yang cedera dapat pula mengalami bengkak, disertai memar/ perubahan warna. Pada beberapa kasus dapat terdengar suara berderak (krepitasi) pada daerah yang patah. Atau bahkan mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
Kunci
Jika suatu ketika mendapati keluarga atau rekan mengalami patah tulang, kuncinya adalah jangan panik. Pertama-tama pastikan penderita tersebut bernapas, mendapatkan cukup ruang udara (tidak dikerumuni orang) dan posisikan tidur terlentang. Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Adapun tujuan dari pembidaian adalah untuk mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah, mengurangi cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah, memberikan istirahat bagian tubuh yang patah, mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan. Jika merasa ragu apakah ada patah atau tidak, sebaiknya ambil aman saja, pakaikanlah sebuah bidai seperti halnya pada kejadian patah tulang.
Gunting atau lepaskanlah pakaian si korban yang menutupi/mengganggu pandangan si penolong pada bagian tubuh yang patah. Bila tidak ada luka dengan banyak darah, pasanglah bidai dengan cara menarik bagian ekstremitas yang lebih ujung dari patah tulang misalnya pergelangan tangan atau pergelangan kaki dengan perlahan dan lembut tetapi cukup kuat, dan posisikan ekstremitas tersebut ke posisi mendekati posisi normal. Letakkan papan, kardus tebal atau benda lain yang datar di bawahnya sepanjang ekstremitas tersebut. Gunakan kain/baju untuk menempelkan ekstremitas pada papan tersebut dengan cukup erat tetapi jangan sampai mengikat terlalu kencang. Bidai yang baik adalah yang panjangnya dapat melingkupi dua sendi pada tulang yang bersangkutan. Pada dasarnya, bidai yang digunakan adalah cukup kuat untuk menopang bagian tulang yang patah agar tidak terjadi pergerakan.
Namun bila terjadi pendarahan seperti pada patah terbuka, tekanlah dengan keras pembuluh-pembuluh darah yang sedang mengeluarkan darah dengan memakai pembalut (kain) atau kain kasa yang bersih. Berikan ganjalan di bawah bidai setinggi kurang lebih satu bantal untuk meninggikan bagian tubuh tersebut supaya bengkak dan perdarahan berkurang.
Jika terlihat adanya tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutupilah dengan kain kasa yang bersih dan pakaikan sebuah bidai. Anggota badan sebaiknya tetap pada posisi sewaktu patah tulang terjadi. Untuk perawatan selanjutnya, serahkan saja kepada dokter atau rumah sakit. Satu hal harus selalu diingat ketika menemukan kasus patah tulang adalah pastikan diri Anda dan si korban tetap tenang, karena kepanikan hanya akan memperburuk keadaan.
Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat gaya langsung yang mana tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah; gaya tidak langsung yaitu gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain inilah yang patah, bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti; gaya puntir berupa puntiran atau terputarnya tulang sampai patah, ini sering terjadi pada lengan. Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi.
Beberapa hal yang mungkin ditemukan pada kasus patah yang terjadi pada tulang yaitu terjadinya perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Sering merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Dapat ditentukan dengan membandingkan sisi yang sakit dengan sisi yang sehat. Gejala lainnya adalah nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan. Daerah yang cedera dapat pula mengalami bengkak, disertai memar/ perubahan warna. Pada beberapa kasus dapat terdengar suara berderak (krepitasi) pada daerah yang patah. Atau bahkan mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
Kunci
Jika suatu ketika mendapati keluarga atau rekan mengalami patah tulang, kuncinya adalah jangan panik. Pertama-tama pastikan penderita tersebut bernapas, mendapatkan cukup ruang udara (tidak dikerumuni orang) dan posisikan tidur terlentang. Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Adapun tujuan dari pembidaian adalah untuk mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah, mengurangi cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah, memberikan istirahat bagian tubuh yang patah, mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan. Jika merasa ragu apakah ada patah atau tidak, sebaiknya ambil aman saja, pakaikanlah sebuah bidai seperti halnya pada kejadian patah tulang.
Gunting atau lepaskanlah pakaian si korban yang menutupi/mengganggu pandangan si penolong pada bagian tubuh yang patah. Bila tidak ada luka dengan banyak darah, pasanglah bidai dengan cara menarik bagian ekstremitas yang lebih ujung dari patah tulang misalnya pergelangan tangan atau pergelangan kaki dengan perlahan dan lembut tetapi cukup kuat, dan posisikan ekstremitas tersebut ke posisi mendekati posisi normal. Letakkan papan, kardus tebal atau benda lain yang datar di bawahnya sepanjang ekstremitas tersebut. Gunakan kain/baju untuk menempelkan ekstremitas pada papan tersebut dengan cukup erat tetapi jangan sampai mengikat terlalu kencang. Bidai yang baik adalah yang panjangnya dapat melingkupi dua sendi pada tulang yang bersangkutan. Pada dasarnya, bidai yang digunakan adalah cukup kuat untuk menopang bagian tulang yang patah agar tidak terjadi pergerakan.
Namun bila terjadi pendarahan seperti pada patah terbuka, tekanlah dengan keras pembuluh-pembuluh darah yang sedang mengeluarkan darah dengan memakai pembalut (kain) atau kain kasa yang bersih. Berikan ganjalan di bawah bidai setinggi kurang lebih satu bantal untuk meninggikan bagian tubuh tersebut supaya bengkak dan perdarahan berkurang.
Jika terlihat adanya tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutupilah dengan kain kasa yang bersih dan pakaikan sebuah bidai. Anggota badan sebaiknya tetap pada posisi sewaktu patah tulang terjadi. Untuk perawatan selanjutnya, serahkan saja kepada dokter atau rumah sakit. Satu hal harus selalu diingat ketika menemukan kasus patah tulang adalah pastikan diri Anda dan si korban tetap tenang, karena kepanikan hanya akan memperburuk keadaan.
No comments:
Post a Comment